Follow Me:

AMBISI KAWAN ATAU LAWAN

1 Pegertian  Ambisi


Dalam buku tatenhove  kita menemukan definisi  kata ambisi  sepeti : “an ergy,  expressed in active behaviors toward some purpose or aspiration.”(“energi yang di wujudkan dalam perilaku  yang di arahkan ke suatu tujuan atau cita-cita .”).Sementara itu Alfred Adler (1870 – 1937),seorang  psikiatris Austria ,bersma dengan Freud dan Jung  di anggap sebagai pelopor psikologi dalam (dept psychology), mengatakan bahwa ambisi adalah  “ a natural desire to reach higher levels of completeness and  fulfilment.” (“ keinginan yang bersifat alamiah untuk mencapai tahap kelengkepan atau pencapaian yangh lebih tinggi.”).
Kedua ambisi di atas akan menghasilakn butir-butir di bawah ini :
·                Ada tujuan/cita – cita yang mau di capai
·                Diperlukan usaha yang nyata untuk mencapainya
·                Bersifat alamiah (dengan kata lain : di punyai oleh setiap orang).

Menurut tatenhove konotasi negetaif kata ambisi muncul pertama kali pada abat ke – 15 ketika itu muncul pertama kali dari bahasa perancis.kala itu ambisi berarti “aneager desire for honor,rank ,and ppsition.” (“suatu keinginan yang kuat untuk memperoleh kemuliaan,kedudukan dan jabatan yang tinggi.”) Rupanya arti inilah yang di anggap populer dan di anggap banyak orang benar.

Menurut kamus  Webster’s Ninth New Collegiate, kata ambisi di definisikan sebagai “the desire to achieve a particular an or goal” (“keinigina mencapai suatu tujuan atau cita-cita khusus atau tertentu.”)

2 “Pupuk”Ambsisi

Alexander Pope,penyair inggris abad ke -17, pernah menulis dala salah  satu puisinya “Hope springs eternal in the human breast” (“harapan senantiasa bersemi abadi di dalam manusia”),barang kali kita boleh mengatakan bahwa ambisi pun bersemi abadi di dalam dada manusia. Namun ada satu hal yang merangsang atau mendorong tumbuh suburnya ambisi tersebut.Bak tanaan yang mempunyai potensi hidup namun butuh pupuk untuk menjadikanya tumbuh subur.

Ada dua macam “pupuk”yang dapat merangsang ambisi untuk tumbuh subur.”pupuk”yang pertama adalah keadaan buruk, baik di lingkungan keluarga seorang maupun di masyarakat sekitarnya. Keadaan buruk ini menantang dia untuk mengubah atau memperbaikinya.”Mengubah” atau “memperbaiki” disisni bersifat individual  ataupun komunual.

Ambisi untuk mengubah atau memperbaiki diri sendiri (bersifat individual) dapat di temui pada diri seoarang temen sekaligus tetangga.dengan kata lain keadaan buruk itulah yang justru memupuk ambisinya.

Ambisi untuk mengubah atau memperbaiki masyarakat (bersifat komunal) barang kali dapat di jumpai dalam diri seorang bapak tau ibuk. Pupuk yang kedua yangdapat menyuburkan ambisi adalah keadaan baik, baik dalam diri seseorang maupun lingkungan  sekitarnya. Dengna kata lain ,kradaan baik itulah yang merangsangnya untuk meningkatkan diri yang lebih baik. Orang merasa kuat mampu biasanya ingin mencapai anak tangga yang teratas. Jadi ketika ampisi itu dipupuk dengan keadaan yang posisitif, maka kemampuan intelektualnya yang kuat dan lingkungan yang memberi dukungan (ayah – ibunya yang berpendidikian tinggi sehingga mampu mengimbangi pemikiran anaknya tersebut.

3 Ambisi Negatif

Sejauh ini kita membicarakan ambisi dalam arti yang netral atau positif. Tetapi bukankah ambisi tidak sajaberkmponen makna netral atau positif.bukankah sebagaan orang menganggap ambisi sebagai suatu dorongan yang buruk atau negatif.ketika ambisi itu buruk biasanya dsi sebabkan oleh sikap mental yang negatif. Dengan kata lain , ambisi per (dalam dirinya sendiri) adalah baik. Ia menjadi buruk manakala menempel dari sikap mental yang buruk. Ada empat sikap mental buruk pada bab ini yamg akan kita bahas antara lain sebagai berikut :
EGOISME (SELFIHNESS)

Erich Fromm dalam bukunya yang sangat bagus, Man for Himself, memberikan penjelasan selfhness begini : ” Orang yang selfishs (egois) tertarik hanya pada dirinya sendiri, tidak merasa senang kalau memberi, hanya senang kalau mendapat. Dia tampak nya terlalu memperhatikan dirinya sendiri tetapi sebenarnya dia hanya melakuakan suatu usaha yang sia-sia untuk menutupi dan  mengompensasi kegagalanya dalam memperhatikan dirinya yang sejati.”kita bisa bayangkan ketika ambisi itu menempel pada orang yang egois. Orang tersebut akan segan-segan mengeksploitasi atau menggunakan orang lain (take advantege of others) untuk memuaskan dirinya sendiri. Dalam hal ini yang buruk sebenarnya bukan ambisi itu sendiri melainkan egoismenya. Oleh karena itulah ambisi “jatuh pamornya” dan menjadi buruk  pula.
PERFEKSIONISME (PERFECTIONISM)

Orang yang perfeksionis selalu menginginkan segala sesuatunya sempurna.perfeksionisme adalah  “ the striving for the highest or the most perfect degree of a quality , trait,or accomplishement.” (perjuangna untuk mencapai posisi yang paling tinggi atau perjuangan ke arah tingkat kualitas, prilaku, dan prestasi yang paling sempurna. Terlihat jelas dari definisi itu bahwa perfeksionisme adalah bentuk ekstrem dari ambisi. Petikan puisi dari Alexander Pope yang telah menjadi klise (banyak yang tak tahu bahwa itu sebenarnya berasal dari puisi panjang An Easay on criticsm ) yakni To err is human ,to forgive divine menyatakan dengan jelas bahwa berbuat salah (to err) adalah sifat manusia (human). Itu berarti bahwa tidak ada manusia yang sempurna  dalam tingkah laku.

Bahkan “orang benar” sekalipun tidak pernah luput dari kesalahan. Dan perlu kita kita ingat bahwa kesempurnaan adalah milik Tuhsn,buksn manusia.yang penting kita mengatkan pada diri kita sendiri :Next Time Better!
KECANDUAN KERJA (WORKAHOLIC)

Wayne Oates dalam bukunya Workaholic, Make Laziness Work for You menyebut orang-orang yang kecanduan kerja dengan workaholic. Istilah ini agaknya berasal dari work  yang di padukan dengan alcoholic. Alcoholic adalah orang yang kecanduan minuman-minuman berakohol. Untuk menyebut orang yang kecanduan kerja, Oates memadukan kata work dan alcoholic, maka jadilah kata workoholic. Ada empat motif mengapa seorang menjadi workaholic.biasa terjadi bahwa orang tersebut hanya “menyimpan”satu atau dua motif saja. Tetapi mungkin saja keempat motif  itu ada pada dirinya.

Motif pertama : hasrat untuk menumpuk uang. Semangkin banyak seseorang bekerja tentunya semangkin banyak pula uang yang mengalir ke sakunya. Ini motif yang amat klasik  dan paling mudah di deteksi.

Motif kedua: hasrat menyamakan dirinya dengan the idealized self (citra diri yang didambakan/dilimpahkan).

 Motif yang ketiga : ketakutan menghadapi dirinya sendiri. Motif ketiga ini hampir sama dengan mootif yang kedua,bedanya adalah : pada motoif kedua oarang mempunyai citra diri ideal yang di dambakan,sedangkan pada motif ketiga orang tidak suka pad citra dirinya yang sejati. Kerja tanpa henti ini sebenarnya tidaklah produktif , demikian menurut Erich Fromm dalam bukunya Man for Himself. Dia mengatakan ,”kemalasan dan kerja tanpa henti tidaklah berlawanan tetapi keduanya sama-sama mewujudkan adanya ganguan pada hidup manusiawi yang wajar. Lebih lajut fromm mengatakan “kegiatan yang produktif di tandai oleh adnya pergantian yang ritmis antara kerja dan istirahat. Fromm mengatakan bahwa “kerja ,cinta ,dan pikiran yang produktif hanya mungkin kalau seseorang,manakala perlu,biasa berdiam dengan tenang dan berada dalam kesendirian. Kempuanya untuk mendengarkan diri sendiri adalah syarat utama bagi kemampuan untuk mendengarkan orang lain ;keakraban dengan diri sendiri acdalah syarat maha penting  untuk memgadakan hubungan dengan sesama.

Workaholic jelas hidupnya tidak utuh karena dia melupakan hal-hal lain , termasuk dirinya sendiri. Dia tidak tertarik menimba pengetahuan di luar bidang profesinya.  Dia tidak tertarik membina persahabatan sejati yang saling mengembangkan kepribadian. Dia tidak tertarik keelokan alam yang ada di sekitarnya. Dia tidak menaruh perhatian pada seni murni yang memerlukan keterbukaan hati untuk mengapresiasinya. Bahkan dia tidak menaruh perhatian pada dirinya sendiri: apa prinsip hidup yang di yakininya dan apapula tujuan hidupnya tidak jelas bagi dirinya.

Motif yang ketiga : ketakmampuan menemukan aktualisasi diri (self actualization) yang tepat. Aktualisasi diri dalam”kerucut kebutuhan”-nya Abraham maslow menempati peringkat atas. Ini menyiratkan bahwa kalu seorang mampu mencapai hidupnya akan penuh, utuh. Dalam kamus istilah kunnci psikologi susunan Frank Bruno, aktualisai diri di katakan sebagai ”kecenderungan alami untuk memenfaatkan bakat dan potensi seseorang semaksimal mungkin.” Orang yang tidak mampu menemikan bakat dan potensinya mungkin saja jatuh dalam “compulsive work” di bidang profesinya.

“compulsive work “ bukankah kegiatan produktif, seperti kata Fromm,karena ia mulai dari ketidak seimbangan hidup (hidup = kerja, istirahat atau santai di anggap tidak berarti). Sesang aktualisai diri produktif  karena ia selalu bermula dari penerimaan diri (self acceptence). Hanya orang yang menjadi diri sendiri saja yang merdeka. Dan hanya orang yang merdeka yang dapat mencipta atau mempunyai daya kreasi yang sejati dan orisinal.

KEPRIBADIAN TIPE A (TYPE A PERSONALITY)

Dua ahli jantung dari rumah sakit dan pusat ilmu kedokteran gunung zion dan san Francisco, Mayer Friedman dan Ray Rosenman menukan  istilah Tipe A dan tipe B untuk menyebut tipe kepribadian manusia. Dasr penggolonganya adalah besarnya kemungkinan seseorang terkena penyakit jantung. Yang mempunyai kemungkinan besar untuk terserang penyakit jantung disebut dengan tipe A, sedangkan yang tidak disebut Tipe B. Mengapa orang yang bertipe A mudah terkena penyakit jantung? Karena orang-orang yang bertipe A mempunyai ciri-ciri agresif, kompetitif, tidak sabr atau selalu tergesa-gesa. Dengan kata lain, orang yang bertipe A ini selalu hidup dalam kungkungan stress. Mereka tidak mau orang  menghalangi  jalanya. Pikiranya hanya satu : cepat sampai pada tujuan.

Kepribadian tipe A berambisi untuk menjadi nomor satu,yang terbaik, yang terdepan. Untuk itu sama dengan kaum workaholic,mereka bekerja ekstra keras. Hanya bedabya kaum workaholic  mungkin saja tidak hidup dalam stress, sekurang-kurangnya stress-nya tidak sehebat yang di derita oleh orang yang bertipe A. Mengapa demikian? Seperti yang sudah di sebutkan tadi ,oarang yang ber-tipeA hampir selalu agresif, kompetitif, tidak sabar, bahkan terkadang bersifat memusuhi (hostile). Menurut penelitian Friedman dan Rosenman kaum tipe A ini cendrung bvanyak makan, merokok, dan minum(minuman yang berakohol). Kecendrungan ini tidak menandai kaum workaholic.

4 Ambisi Untuk Sukses

Sukses itu sebagaian orang menyebutkan bahwa sukses itu  berhubungan dengan banyakanya uang atau barang yang dimilki oleh seseorang. Sukses juga berhubungan dengan kedudukan sosial, jabatan profesi yang tinggi. Jadi definisi sukses iti sendiri adalah sukses itu tidak di tenyukan oleh apa yanbg kita kerjakan tetapi oleh bagaimana kita mengerjakan itu. Ketika kita mengerjakan bidang pekerjaan yang kita pilih secara bebas itu dengan rasa cinta, kesungguhan, dan kita bisa sampai pada taraf pencapaian tertentu itulah yang dinamakn sebuah kesuksesan.

5 Ambisi untuk bahagia

Banyak orang yang mengira bahwa kebahagiaan itu datang dari luar diri seseorang (dari orang lain atau benda tertentu). Oleh karena itu tidaklah h eran kalau kita sering mendengar lagu sentimentil orang yang takut di tinggal ileh kekasihnya karena kekasih itulah sumber kebahagiaanya. Pengertian yang keliru tentang kebahagiaan ini sering pula menjadikan para remaja pengikit setia mode(fesion). Tahukah anda bahwa kemulian duniawi(Latin: gloria mundi) yang berupa harta benda itu cepat sekali berlalunya – secepat seonggok jerami kering yang di bakar?  Orang romawi dulu pernah bilang: Sic transit gloria mundi. Begitulah berlalunya kemuliaan dunia.

John Powell dengan  bagus sekali dan benar mengatakan bahwa “kebahagiaan adalah usaha dari dalam.” (“happiness is an inside job”). Powel berujar .”kebahagiaan adalah produk samping. Ia adalah hasil dari melakukan sesuatu yang lain.” Artinya, tidaklah mungkin seseorang dengan sendirinya menjadi bahagia setetelah memiliki sesuatu (atau bahkan seseorang) atau memakai sesuatau. Fromm juga mengatakan bahwa “kebahagiaan adalah suatu pencapaian yang di hasilkan oleh keproduktifan yang ada dalam diri manusia dan bukanlah hadiah dari Dewa.” Yang di tekankan pada Fromm adalah keproduktifan dalam diri manusia. Itu berarti  untuk menjadi bahagia kita harus melakuakn sesuatu,bukan hanya memiliki atau memakai sesuatu. Fromm juga berpendapat bahwa kebahaian itu menyangkut seluruh keprinbadian kita. Jadi kebahagiaan itu adlah inside job yang harus “mengolah” seluruk kepribadian.

6 Ambisi untuk Menguasai Informasi

Banyak orang mengatakan bahwa kita sekarang berada di era informasi begitu juga dengan para pakar juga mengatakan bahwa kalau kita ingin maju kita haris mampu menguasai informasi.
Jadi,lautan informasi itu sendiri belum berarti apa-apa kalau seseorang tidak memikliki “ability for independen  thingking and judgement” (Einstein) atau tak mempunyai  “original thingking”(fromm).

7 Ambisi untuk populer

Pad abad ke-17 penyair ingris Jhon Donne pun telah melihat dan mengungkapkannya dengan kalimatnya yang sangat terkenal, “ no man is an island,entire in inself.” (“tak ada seorang manusia pun yang seperti pulau,berdiri sendiri.”)

Dengan demikian keinginan menjadi populer itu sebenernya bersifat alamiah. Apabila di perhatikan dengan seksama setiap orang sebenarnya populer,dalam arti bahwa dalam komunitas tertentu, dimana ia menjadi anggota, dia dikenal tidak oleh satu orang saja tetapi oleh relatif banyak orang. “Every man is a piece of the continet,a part of the main, “Kata Jhon Donne seterusnya. Tiap manusia ibaratnya suatu daerah bagian dari benua, sebagian kecil dari suatu yang lebih besar. Maksudnya : tiap manusia itu adalah anggota dari satu komunitas tertentu.

Salah satu sisi negatif dari the guiness book of records adalah menampung ambisi orang-orang yang ingin instan populelerity (popularitas datang secara cepat) dengan cara yang asal aneh tetapi tidak banyak artinya baik segi sik pelaku sendiri maupun apalagi bagio oarang lain.

Ambisi untuk populer itu juga berarti keinginan untuk diterima dalam suatu kelompok. Orang  yang memiliki kepribdian yang sama atau mirip satu sama lain lainya,yang tidak unik atau orisinal lagi oleh fromm disebut dengan  automaton.

Seoarng automaton tidak perlu merasa kawatir hidup sendirian/di kucilkan. Dia” di rangkul” oleh kelompoknya. Tetapi dia kehilangan sesuatu yang sangat berharga : dirinya sendiri atau kepribadianya yang asli. Fromm mengungkapakannya demikian, the person who gives his individual self end becomes an automatomn, identical with milions of ather automations oroun him,need not fell alone and anxious any more,but the price he pays, however,is high:is in the lost pf his self.

8 kesimpulan

Ambisisi per se adalah sesuatu yanhg netral. Malahan seyogyanya tiap manusia mempunyai ambisi agar hidupnya tidak menonton tetapi penuh tantangan dan gairah. Ambisi disini tiap suatu yang hebat atau spektakuler deperti mendakiu evers.

Tetapi ternyata ada pula ambisisi  negatif . ini berarti ambisi yang menempel pada orang yang mempunyai  sinkap mental yang negatif. Ambisi yang menmpel pada orang yang perfeksionios kan di jadikan suatu tujuan sempurna,yang tanpa cacat atau cela sedikit pun.ambisi merupkan lalu merupakan suatu yang ekstrem dan tidak tergapai,unreachable.

Orang yang kecanduan kerja(workahalic ambisi menjadikan manusia yang tidak utuh untuk imbang karena hidup di pandang hanya sebagian kerja.sukses adalah soal komitmen – seberapa jauh seseorang melakukan bidang yang dipilihnya dengan cinta dan kesungguhan serta apakah dia bisa sampai pada tahap pencapaian. Banyak orang yang beraggapan bahwa  kalau kita mau maju kita harus menyerap banyak-banyaknya informasi. Ini tidak benar. Yang benar adalah bagaimana kita menyeleksi  sekian banyak informasi itu untuk memperkokoh daya nalar kita ,agar kita mempunyai pemikiran dan penilaian yang bebas dan orisinal.

Sebenernya arti luas dari setiap orang yang populer – di kenal oleh lebih dari satu orang dalam komunitas dimana ia hidup. Dan dia .mau tidak mau , harus menjadi anggota suatu komunitas diman dia hidup,karena msnusia pada dasarnya makhik komunal.popularitas sebenarnya adalah  “by product” dari karya kita. Sedemikkian besarnya keingina itu sehingga soprang rela “melepas” kepribadianya yang sejati dan asli demi menyesuikan diri dengan “kepribadian “kelompok. Kepribadianya  nyaris persis dengan yang lain. Dia telah menjadi automatom. Ini tidak benar. Yang seyogyanya di perjuangkan adalah self acceptance (penerimaan diri sendiri) dan kesadaran bahwa diri kita ini unik. Iilah yang perlu kita pertahankan. Dalam pribahas inggris orang selalu ingin sama dengan yang lainya disebit birds of a feather,burung yang bulunya sama.lengkapnya : Birds of a feather flock together. Orang jawa mengatakn : anut grubyuk. Dari pada menjadi Birds of a feather flock together lebih baik kita menjadi rara avis(latin), yakni manusia tyang mempunyai kepribadia yang unik,seperti burung aves langka rara.

Daftar pusttaka

Wishnubroto widarso,ambisi kawan atau lawan,yogyakarta :kanisius 1992.

Followers

pengunjung

Seputar Kampus FIP